DPK Kaltim akan Evaluasi Pemanfaatan Perangkat Buncu Baca Etam (BBE)

Rimbanusa.id – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kalimantan Timur (Kaltim) berencana untuk mengevaluasi penggunaan Perangkat Buncu Baca Etam (BBE) yang telah didistribusikan ke 10 Kabupaten/Kota di wilayah tersebut. Keputusan ini diungkapkan oleh Taufik, S.Sos, M.Si, Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (BP3KM), dalam wawancara pada hari Senin (30/10).

Evaluasi tersebut diarahkan untuk mengukur sejauh mana masyarakat memanfaatkan perangkat BBE. Jika hasilnya positif, DPKD Kaltim berencana untuk menambah jumlah perangkat BBE dan mendistribusikannya kembali ke daerah lain. Namun, apabila evaluasi menunjukkan hasil negatif, DPKD Kaltim akan mempertimbangkan untuk menghentikan program ini.

Taufik menjelaskan, “Kami akan memantau perkembangan perangkat BBE yang telah kami sebar. Ini akan berdampak pada kebijakan kami di masa mendatang. Kami berharap masyarakat dapat mengoptimalkan pemanfaatan perangkat BBE dengan baik.”

Perangkat BBE merupakan alat yang memungkinkan masyarakat mengakses bahan bacaan digital dalam jarak 200 meter dari titik baca. Penempatan perangkat BBE dilakukan di lokasi-lokasi strategis, seperti tempat pertemuan masyarakat di kota atau kabupaten. Saat ini, sebanyak 43 unit BBE telah tersebar di 10 daerah di Kaltim.

Taufik menekankan bahwa perangkat BBE merupakan salah satu inisiatif DPKD Kaltim untuk meningkatkan literasi di kalangan masyarakat. Ia berharap agar masyarakat dapat mendukung dan menyebarkan informasi tentang perangkat BBE kepada sesama. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari bahan bacaan digital guna menciptakan kehidupan yang lebih baik.

“Kami berharap masyarakat dapat membaca dan belajar dari bahan bacaan digital yang tersedia di perangkat BBE. Kami juga mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam program ini. Kami yakin bahwa perangkat BBE dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan tingkat literasi di Kalimantan Timur,” tutup Taufik. (adv/dpkkaltim)