RIMBANUSA. ID – Wilfried Zaha mendapat serangan rasisme usai membawa Crystal Palace mengalahkan Manchester City. Ia ingin pihak yang berwenang menanggapi serius hal ini.
Crystal Palace bikin kejutan dengan mampu menumbangkan Man City 2-0 di Etihad Stadium pada laga pekan ke-10 Liga Inggris, Sabtu (30/10/2021) malam WIB. Dua gol kemenangan The Eagels lahir dari Wilfried Zaha pada menit ke-6 dan Conor Gallagher pada menit ke-88.
Zaha punya peran besar atas kemenangan Palace di laga ini. Selain mampu bikin gol cepat, pergerakannya juga kerap kali merepotkan barisan bertahan The Citizens.
Dikutip dari WhoScored, pemain timnas Pantai Gading ini bikin tiga dribel sukses dari empat upaya dribel yang dilakukannya. Licinnya Zaha bahkan membuat Aymeric Laporte harus dikartu merah pada menit akhir babak pertama. Laporte yang menjadi orang terakhir menarik Zaha yang berusaha menusuk ke daerah pertahanan Man City.
Namun, kegemilangan Zaha membawa Palace menumbangkan Man City membuatnya dibenci oleh beberapa pihak. Pria 28 tahun mendapat pesan yang berisi serangan rasisme kepadanya usai laga.
Zaha mengunggah pesan-pesan tak terpuji yang ditujukan kepadanya tersebut di Story Instagram miliknya. Dalam Story Instagram yang dibuatnya, Zaha juga berharap pihak-pihak berwenang menanggapi serius hal ini. Ia menegaskan tak butuh sekadar simpati terkait serangan rasisme yang didapatnya.
“Saya di sini bukan untuk semua omong kosong yang dilakukan alih-alih untuk memperbaiki masalah yang sebenarnya!” tulis Zaha di Story Instagramnya.
“Pesan ini bukan agar untuk saya mendapat sejuta pesan yang mengatakan kami mendukung Anda dan itu menjijikkan atau tentang saya mendapatkan simpati.”
“Saya tidak keberatan mendapat pelecehan karena itu terjadi saat saya melakukan pekerjaan saya, tapi itu bukan hal yang dibenarkan. Warna kulit saya selalu menjadi masalah, tidak apa-apa karena saya akan selalu HITAM DAN BANGGA!.”
“Bicaralah padaku ketika kamu benar-benar menganggap serius masalah ini,” lanjutnya.
Wilfried Zaha memang sosok yang vokal memerangi rasisme. Pada bulan Februari lalu, Ia mengatakan dia akan berhenti berlutut sebelum pertandingan.
Zaha menilai semua pemain harus tetap berdiri sebelum pertandingan. Gestur berlutut menurutnya justru seolah merendahkan orang kulit hitam. (*)
Penulis: Putra Rusdi K
Editor : Umil Surya
Sumber Detik