Rimbanusa.id – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono memaparkan proses pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, telah berjalan dan akan dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2045 mendatang.
Hal ini diungkapkannya dalam sesi diskusi dengan tema “Nusantara: Indonesia New Capital City and Opportunities for The Future” pada Rabu (25/5). Dalam sesi diskusi tersebut membahas bagaimana proyek IKN akan membawa dampak positif bagi Indonesia baik dari segi ekonomi, industri, lingkungan hidup dan pariwisata secara berkelanjutan.
Dalam pembangunan IKN ini, Ia mengatakan, pemerintah telah mengembangkan konsep Smart City, yang mencakup transportasi, pengolahan limbah, energi, fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit, dan lain sebagainya.
“Kami punya jargon, we are not thinking inside the box or outside the box. But, we are thinking without a box,” tutur Bambang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/5).
Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata memaparkan bahwa, pengembangan IKN akan sejalan dengan upaya pemerintah untuk bisa menciptakan nilai tambah pada setiap sumber daya alam demi meningkatkan produktivitas industri.
“Selain akan menjadi super hub logistik dan ekonomi, IKN juga dirancang sebagai Forest City yang pembangunannya berjalan harmonis dengan alam,” ungkap Rudy.
Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan konsep Nusantara Economic Super Hub dengan 6 (enam) kluster ekonomi di IKN, antara lain industri teknologi bersih, farmasi terpadu, agroindustri berkelanjutan, eco-tourism yang inklusif, industri kimia maju dan turunannya, serta energi rendah karbon.
Selain itu, didukung juga dengan 2 (dua) kluster katalis, yaitu smart city dan hub industri serta edukasi berbasis keterampilan yang akan mendukung proyek IKN berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia ke depannya.
“Dengan adanya IKN yang baru ini, kita berusaha untuk mencapai pertumbuhan inklusif yang lebih besar, pertumbuhan yang lebih tinggi secara merata. Kita akan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang tidak tersentralisasi di pulau Jawa, sehingga mampu mendorong dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia bagian timur,” ujar Amalia.
Adapun, Sesi dialog ini merupakan penutup dari rangkaian acara di Paviliun Indonesia yang telah dilaksanakan sejak dibuka secara resmi oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM pada tanggal 23 Mei 2022 bersamaan dengan berlangsungnya World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2022 di Davos, Swiss. (Sumber:kontan/Siti Masitoh)
Editor: Ahmad Fuad Ghazali