Rimbanusa.id – Pembukaan kembali rute penerbangan domestik dan internasional pada 4 Februari 2022 dan dibukanya gerbang pariwisata Indonesia membuat geliat bisnis perhotelan mulai menunjukkan tren positif. Head of Hospitality Services Colliers Indonesia Satria Wei mengatakan, berdasarkan pantauan sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih didominasi oleh para pebisnis yang memiliki kepentingan bisnis atau pekerjaan di Jakarta.
“Sementara untuk wisatawan yang merencanakan liburan atau benar-benar akan bepergian, jumlahnya lebih rendah. Peraturan yang terus berubah sesuai keadaan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi pertimbangan wisatawan. Namun, dibalik tantangan tersebut, ada peluang yang terlihat cukup positif,” katanya dalam laporan, dikutip Jumat 25 Maret 2022.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Colliers Indonesia, rata-rata tingkat hunian hotel di Bali di akhir 2021 sudah mencapai sekitar 40 persen, sementara Jakarta mencapai sekitar 70 persen.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memproyeksikan bahwa dengan meningkatnya permintaan dan pelonggaran kebijakan karantina di Bali, tingkat hunian hotel dapat tumbuh sebesar 10 hingga 20 persen, terutama dikarenakan kedatangan wisatawan asing, di akhir 2022.
Pergerakan positif terlihat dari minat wisatawan asing, seperti dari Eropa dan Australia, yang antusiasnya tinggi untuk kembali berkunjung ke Bali dan ini terbukti dari permintaan yang masuk untuk bulan Agustus, September dan bulan-bulan berikutnya.
“Sinyal positif juga terlihat dari kinerja hotel yang sebelumnya hanya memiliki tingkat okupansi 5 persen, namun kini mulai tumbuh dengan permintaan kamar yang meningkat,” jelasnya.
Optimisme seperti itu merupakan sinyal yang baik bagi sektor perhotelan di Bali untuk mulai mempersiapkan dan membenahi diri untuk menyongsong okupansi yang meningkat.
“Salah satu hal terpenting yang perlu dilakukan oleh pelaku industri perhotelan adalah memahami kebutuhan tidak hanya bagi wisatawan asing tetapi juga kebutuhan wisatawan domestik,” ungkapnya.
Permintaan wisatawan domestik cenderung lebih mengarah kepada kualitas layanan, memiliki ekspektasi yang lebih besar untuk fasilitas yang bervariasi, lebih berorientasi pada keluarga, serta cenderung lebih menyukai pengalaman atau produk yang unik daripada wisatawan asing.
Dengan lebih memahami kebutuhan pasar domestik, akan memberikan lebih banyak peluang, terutama terkait dengan strategi bisnis, dan strategi properti. Alhasil, produk yang ditawarkan bisa lebih variatif dan atraktif, sehingga dapat menarik minat pengunjung yang lebih beragam.
Colliers berpendapat sektor perhotelan di Bali terlihat optimis dan akan terus bergerak ke arah yang positif. Sehingga diharapkan properti perhotelan di Bali juga dapat menunjukkan peningkatan.
Sumber: Medcom.id
Editor: Faizah