BONTANG — Kemacetan lalu lintas di Kota Bontang belakangan sering terjadi, terutama saat pagi dan sore hari. Sejumlah titik jalan utama tampak mengalami antrean kendaraan yang cukup panjang, alhasil mengganggu aktivitas masyarakat yang hendak berangkat maupun pulang dari tempat kerja dan sekolah.
Pantauan di lapangan, kemacetan terjadi di Jalan MT Haryono, akibat proyek perbaikan drainase yang masih berlangsung. Jalan yang sempit diperparah dengan penyempitan jalur karena adanya alat berat dan material proyek di pinggir jalan. Alhasil, arus kendaraan tersendat terutama pada pukul 06.30–08.00 dan 16.30–18.00 WITA.
Sementara itu, kondisi serupa juga terlihat di sepanjang Jalan Brigjen Katamso. Titik ini mengalami kepadatan akibat proyek galian pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Proyek tersebut memakan pinggiran badan jalan dan menyebabkan arus lalu lintas menjadi semakin menyempit.
Kemacetan makin parah pada pagi hari, saat warga serempak mengantarkan anak-anak ke sekolah sekaligus berangkat kerja. Di sore hari, volume kendaraan kembali meningkat saat jam pulang kantor. Akibatnya, waktu tempuh masyarakat menjadi jauh lebih lama dari biasanya.
“Biasanya cuma 10 menit ke tempat kerja, sekarang bisa sampai setengah jam. Setiap pagi pasti kena macet di Jalan Brigjen Katamso,” ujar Ayu, seorang pegawai swasta yang setiap hari melewati jalur tersebut.
Ia berharap pemerintah kota dan instansi terkait segera mencari solusi jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengurai kemacetan yang terjadi. Beberapa usulan seperti penambahan personel pengatur lalu lintas, sistem buka-tutup jalan yang lebih terkoordinasi, hingga percepatan penyelesaian proyek turut dilontarkan warga.
“Kami paham ini proyek penting, tapi mohon juga dipikirkan dampaknya ke pengguna jalan. Jangan sampai aktivitas kami terganggu terus menerus,” tambah Ayu.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai upaya penguraian kemacetan tersebut. Masyarakat pun berharap pemerintah segera bertindak agar kenyamanan berkendara di Kota Bontang dapat kembali pulih. (*)