Kompensasi BP Batam Berupa Hunian dan Biaya Hidup untuk Warga Pulau Rempang

Suasana konferensi pers yang dilakukan Pemprov Kepri bersama BP Batam terkait pembahasan Rempang Eco City, di Batam, Kepri. (Foto: Jessica/Antara Foto)

Rimbanusa.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam telah menyiapkan kompensasi kepada warga yang terdampak Proyek Strategis Nasional Rempang Eco-City, dalam bentuk rumah permanen dan biaya hidup.

Bagi warga juga telah disiapkan hunian sementara di antaranya Rusun BP Batam, Rusun Pemko Batam, Rusun Jamsostek, serta ruko dan rumah.

Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam Enoh Suharto mengatakan, setiap rumah dibangun di atas lahan seluas 500 meter persegi beserta dengan infrastruktur penunjangannya. Setiap orang dalam satu keluarga juga akan mendapat biaya hidup Rp 1.200.000.

“Setiap orang dalam satu keluarga akan mendapatkan biaya hidup yang sebelumnya sebesar Rp 1.034.636 per orang, dinaikkan menjadi Rp 1.200.000 per orang dalam satu KK. Biaya hidup per orang tersebut termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lainnya,” terangnya.

Ia menjelaskan, kawasan relokasi bagi warga Rempang berada di Dapur Tiga Sitanjung, Pulau Galang.

“Kebijakannya diberikan cuma-cuma. Rumah tipe 45 dengan nilai Rp 120 juta per rumah,” ucap Enoh.

Enoh menjelaskan, selain rumah, akan dibangun juga infrastruktur pendukung lainnya, seperti jalan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum, kawasan pemerintahan, puskesmas, sekolah hingga dermaga untuk para nelayan.

“Akan kita bangun juga infrastrukturnya, mulai dari jalan, disediakan air dan listrik dan sebagaianya,” kata Enoh.

“Jadi semua sudah kita siapkan. Hanya memang mungkin prosesnya ini kan perlu sosialisasi lebih intensif lagi,” tambahnya.

Pembangunan rumah saat ini sedang dalam proses penyediaan lahan dan ditargetkan rampung tahun depan.

Maka dari itu, warga Rempang yang direlokasi akan ditempatkan ke hunian sementara. Sembari menunggu rumah permanen siap dihuni, warga Rempang akan diberikan uang sewa rumah sebesar Rp 1 juta per bulan dan biaya hidup Rp 1,2 juta per orang setiap bulan.

“Jadi kalau misalkan dalam satu keluarga ada 5 orang, berarti 5x 1,2 juta (biaya hidup), jadi Rp 6 juta per bulan. Nah untuk tahap awal kita akan berikan untuk 3 bulaln di muka,” jelas Enoh.

Fasilitas antar-jemput untuk anak-anak yang masih dalam usia sekolah juga akan disiapkan agar akses pendidikan tetap bisa diperoleh bagi keluarga yang terdampak.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait menjelaskan, Lokasi hunian baru warga Rempang akan diberi nama “Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City”. Program ini memiliki slogan “Tinggal di Kampung Baru yang Maju, Agar Sejahtera Anak Cucu”.

Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City akan menjadi kampung percontohan di Indonesia sebagai kampung nelayan modern dan maju. Di Kampung tersebut juga akan tersedia berbagai fasilitas pendidikan lengkap (SD, SMP dan SMA), pusat layanan kesehatan, olahraga dan sosial.

Kemudian juga tersedia fasilitas ibadah, fasilitas Tempat Pemakanan Umum, dan Dermaga untuk kapal-kapal nelayan dan trans hub.

Tuty mengatakan pembangunan hunian baru, akan dijalankan selama 12 bulan setelah pematangan lahan. Ditargetkan, hunian tahap 1 akan selesai pada bulan Agustus 2024 medatang. (Sumber: Kompas.com/Yohana Artha Uly)

Editor: Bintang