BONTANG – Penerapan Undang-Undang Cipta Kerja membawa dampak signifikan pada dinamika investasi di Kota Bontang. Regulasi berbasis kemudahan berusaha mulai dirasakan melalui sistem perizinan Online Single Submission – Risk Based Approach (OSS-RBA) yang memberikan akses lebih luas bagi investor.
Idrus, Jabatan Fungsional (Jafung) Penata Perizinan Ahli Muda pada DPM-PTSP Bontang, mengungkapkan bahwa digitalisasi proses perizinan menjadi langkah konkret reformasi birokrasi. Bila sebelumnya pengurusan izin memerlukan waktu panjang dan tahapan berulang, kini sebagian besar proses dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan efisien.
“Dengan sistem baru ini, investor — baik domestik maupun asing — diharapkan semakin percaya diri menanamkan modalnya di Bontang,” ucap Idrus, Rabu (12/11/2025).
Ia menuturkan, kemudahan investasi diprediksi akan menciptakan peluang kerja di berbagai sektor. Namun, pemerintah daerah juga dituntut untuk tetap menjaga keseimbangan antara masifnya arus modal dengan keberlangsungan usaha masyarakat lokal.
Salah satu fenomena yang paling terlihat adalah pesatnya ekspansi jaringan ritel modern nasional. Sebelum UU Cipta Kerja diberlakukan, pemerintah daerah masih memiliki ruang kontrol lebih besar dalam menentukan jumlah dan titik sebar waralaba minimarket. Kini, kewenangan tersebut terbatas selama investor memenuhi seluruh persyaratan teknis yang ditetapkan dalam OSS-RBA.
“Tidak ada perbedaan antara investor besar atau kecil. Kalau persyaratannya lengkap, kami tidak punya dasar untuk menolak,” tegas Idrus.
Meski demikian, Pemerintah Kota Bontang memastikan iklim persaingan tetap sehat. DPM-PTSP bersama Diskop-UKMP saat ini tengah mengkaji ulang mekanisme pembatasan jumlah minimarket per wilayah agar regulasinya lebih jelas, terukur, dan tidak menggerus pelaku UMKM.
“Sebetulnya sudah ada batasan per kelurahan, tetapi aturan itu perlu diperbarui supaya implementasinya lebih transparan dan dipahami pelaku usaha serta masyarakat,” jelasnya.
Perbaikan aturan tersebut diharapkan menjadi solusi untuk menjaga keseimbangan antara masuknya investasi dengan keberlanjutan UMKM, yang hingga kini masih menjadi penopang penting aktivitas ekonomi warga Bontang. (Adv)




