Rimbanusa.id – Strategi prioritas produksi guna mempertahankan pasar pada 2022, tengah dilakukan oleh Honda Prospect Motor (HPM) di tengah krisis pasokan komponen chip semikonduktor seperti sekarang ini.
Kekurangan komponen chip yang terjadi global ini telah membuat banyak produsen mengalami masa sulit melakukan produksi mobil di Indonesia. Hal ini juga dialami pada mobil impor CBU (Completely Built Up) yang pasokannya tersendat ke dalam negeri. Kekurangan chip ini diketahui sudah dialami pabrikan otomotif sejak tahun kemarin.
“Sudah banyak antisipasi yang kami jalankan. Kami melakukan prioritas produksi untuk model-model yang demand-nya tinggi sehingga konsumen bisa mendapatkan produk lebih cepat,” kata Public Relation and Digital Manager PT Honda Prospect Motor (HPM) Yulian Karfili dalam diskusi bersama pewarta otomotif.
“Mau tidak mau, apapun yang kami dapat komponennya, kita produksi dulu yang demand-nya tinggi, untuk mempertahankan demand and supply supaya seimbang,” lanjut dia.
Honda pada September 2021 diketahui sempat menghentikan produksi Mobilio akibat kekurangan chip. Hal ini merupakan strategi HPM menyiasati kelangkaan chip semikonduktor dan mendahulukan model-model lain yang permintannya lebih tinggi, yaitu Brio.
Menurut data Gaikindo, catatan produksi Mobilio terkuras habis sampai nol per September. Pada Agustus HPM memproduksi Mobilio sebanyak 240 unit, sedangkan Juli 540 unit. Honda sebelumnya bilang perusahaan memilih memprioritaskan Brio karena permintaannya lebih tinggi.
Yulian juga menjelaskan pihaknya berusaha mempertahankan pasokan chip dengan menambah opsi pasokan dari produsen lain. “Dulu ada wacana untuk bagaimana supaya kita tidak bergantung pada importasi. Ini juga salah satu hal yang kita pelajari. Pada akhirnya, manajemen produksi itu salah satu yang paling penting,” kata Yulian.
Yulian mengatakan Honda kini memiliki target mempertahankan pangsa pasar setidaknya di angka 14 persen pada 2022, atau sama seperti sebelum pandemi. Dia bilang pihaknya berharap masalah komponen dapat membaik pada tahun ini agar perusahaan dapat kembali meningkatkan pangsa pasar lewat pemenuhan unit.
Di sisi lain wacana relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tahun ini juga diharapkan segera terealisasi. “Februari ini juga mudah-mudahan kepastian regulasi PPnBM sudah clear, dan mudah-mudahan kita bisa lebih banyak melakukan produksi. Kami harap juga gelombang tiga pandemi ini berlalu lebih cepat, pameran kembali berjalan, mobil-mobil banyak di-launching lagi,” ujar Yulian. (Sumber: cnnindonesia.com/ryh-fea)
Editor : Fatimah M