Rimbanusa.id – Anak perusahaan Google di Rusia terancam bangkrut. Sebab otoritas setempat menyita rekening banknya dan membuat perusahaan tidak bisa melakukan operasional, bahkan hingga tidak mampu membayar gaji dan kompensasi karyawan.
Dalam catatan ke Registrasi Keuangan Rusia disebutkan Google telah diramalkan tidak bisa memenuhi kewajiban keuangan sejak 22 Maret 2022 lalu.
“Tuntutan untuk membayar pesangon dan remunerasi staf yang bekerja atau sebelumnya bekerja di bawah kontrak kerja, dan kewajiban untuk membuat pembayaran wajib dalam jangka waktu yang ditentukan,” tulis catatan ke Registrasi Keuangan Rusia dikutip Reuters, Selasa (24/5/2022).
Unit Alphabet, seperti Google dan Youtube dilaporkan berada dalam tekanan Rusia selama berbulan-bulan. Keduanya dianggap gagal menghapus konten yang dianggap ilegal oleh pemerintah setempat.
Akses pada beberapa media Rusia di Youtube juga dibatasi perusahaan. Namun, pihak Kremlin tidak memblokir akses ke layanan dan ini juga dikonfirmasi oleh juru bicara Google, seperti dikutip dari CNBC Internasional.
Pada April lalu disebutkan petugas pengadilan telah menyita 1 miliar rubel (Rp 231 miliar) dari Google. Ini dilaporkan oleh sebuah saluran TV yang dimiliki seorang pengusaha yang terkena sanksi.
Penyebabnya adalah perusahaan gagal memulihkan akses pada akun Youtube-nya. Kejadian ini menjadi yang pertama, Google menyatakan rekening banknya telah disita secara keseluruhan.
Raksasa mesin pencarian itu tidak segera mengonfirmasi soal apakah penyitaan dana menyebabkan perusahaan berniat mengajukan kebangkrutan. Termasuk juga tidak ada informasi apakah ada penyitaan lain kepada Google.
Sejak pertengahan Maret, basis data layanan juru sita federal Rusia mencatat ada dua penyitaan. Namun tidak ada informasi terkait jumlah, denda, dan biaya penegakan hukum lain.
Sementara itu sejak serangan Moskow ke Ukraina, Google menyatakan banyak karyawan telah dipindahkan dari Rusia. Namun masih ada yang memilih untuk tetap tinggal di sana.
Sumber: CNBC