Kabupaten Kutim pun menjadi salah satu daerah yang memiliki kemampuan penopang ekonomi nasional sebagai superhub sesuai dengan RPJPD 2025-2045.
“PAD kita menembus Rp 700 miliar itu masih dari batu bara, padahal pertambangan tak masuk dalam rancangan pembangunan RPJPD. Ke depan batu bara akan dihilangkan, 2050 akan di eliminasi dan di 2030, eksploitasi batu bara sudah mulai dikurangi,” ungkap Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat membuka Festival 3 Teluk di Kawasan Pantai Teluk Lombok, Kamis (16/11/2023).
Kemudian sektor pertanian juga terus digalakkan, tak hanya ekspor hasil bumi tapi juga mendorong berdirinya industri pertanian modern sehingga juga menyerap tenaga kerja (naker) formal melalui industri kreatif dari hasil pertanian. Belum lagi, Kutim ada pengolahan udang beku untuk industri perikanan dan kelautan di Kutim untuk menyerap naker. Dilanjutkan industri peternakan yang hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan daging di pasar dan masyarakat.
Berikutnya, guest house, restoran terapung hingga homestay bisa menjadi peluang sektor industri pariwisata. Jadi, pariwisata ini pastinya memicu perkembangan industri kreatif dan kegiatan perekonomian lainnya.
“Harapan melalui festival ini, 3 teluk ini semakin dikenal. Mudah-mudahan ke depan menjadi destinasi wisata yang menggairahkan,” paparnya.
Inisiatif sekaligus terobosan kembali ditunjukkan dalam pengembangan sektor pariwisata di Kutim dengan kemasan kreatif dan baru. Adalah Festival 3 Teluk yang menggabungkan tiga objek wisata pantai andalan di Kecamatan Sangatta Selatan (Sangsel) yakni Teluk Lombok, Teluk Singkama dan Teluk Perancis menjadi kesatuan event yang isinya ada berbagai aktivitas lomba-lomba hingga kegiatan lainnya. Dimana tujuannya dalam menarik sekaligus meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Kutim. (adv)