Sidang Isbat Menentukan 1 Ramadhan 1443H Dilakukan Sore Ini

Pemantauan Hilal (Foto: Go kepri)

Rimbanusa.id – Kementerian Agama (Kemenag) hari ini, Jumat (1/4/2022) atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 Hijriah bakal melakukan sidang Isbat untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan 1443 Hijriah.
Berdasarkan pengumuman Direktorat Jenderal Bimbimbangan Masyarakat Islam, Kemenag, sidang Isbat bakal dimulai pukul 18.00 WIB dan didahului dengan Seminar Posisi Hilal yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum melalui channel Youtube Bimas Islam pada pukul 17.00 WIB.

Sementara itu, untuk konferensi pers Penetapan 1 Ramadhan 1443 Hijriah diumumkan pada pukul 19.15 WIB dan dapat disaksikan melalui TVRI sebagai TV Pool serta live streaming via media sosial Kementerian Agama.

Sebelumnya, Muhammadiyah sendiri telah menetapkan 1 Ramadhan pada esok hari, Sabtu (2/4/2022).

Menjawab berbagai pertanyaan mengenai adanya potensi perbedaan awal Ramadhan antara pemerintah dan Muhammadiyah, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib menjelaskan, hal itu terjadi lantaran ada perbedaan metode dalam menentukan awal Ramadhan dari masing-masing lembaga.

“Ada yang akan mengawali Ramadhan pada 2 April 2022 dan kemungkinan ada pula yang mulai puasa pada 3 April 2022. Kita tunggu hasil sidang Isbat,” ujar Adib seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (31/3/2022). Ia mengatakan, perbedaan penetapan awal Ramadhan pun sudah pernah terjadi di masa lalu. Pasalnya, ada perbedaan metode penetapan, yakni metode hisab wujudul hilal dan imkanur-rukyat.

“Jika pun ada beda awal Ramadhan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyukan dalam menjalani ibadah puasa,” ujar Adib.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi menjelaskan, pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit.

Fakta ini yang menjadi dasar bagi yang menggunakan metode hisab wujudul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan bertepatan 2 April 2022.

Sementara Kemenag, sebagaimana fatwa MUI, menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat.

Hasil perhitungan astronomi atau hisab, dijadikan sebagai informasi awal yang kemudian dikonfirmasi melalui metode rukyat (pemantauan di lapangan).

“Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan. Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadhan,” jelasnya.

“Sidang Isbat akan menunggu laporan hasil pemantauan hilal, apakah ada yang melihat atau kah tidak. Selanjutnya, peserta sidang akan bermusyawarah untuk menentukan awal Ramadhan. Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari Sidang Isbat,” tandas Ismail. (Sumber: kompas.com/Mutia Fauzia)

Editor: Ahmad Fuad Ghazali