Topang IKN, Pembangunan KEK Maloy Batota Jadi Fokus Pemkab Kutim

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyatakan transformasi ekonomi harus diwujudkan dengan aksi nyata. Bahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk tahun 2025-2045, sektor non tambang benar-benar dioptimalkan dengan luar biasa. Kesemuanya bermuara pada kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di Kutim.

Dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Provinsi Kaltim 2024-2026, Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) bahkan ditetapkan sebagai kawasan strategis provinsi, penyulut pertumbuhan ekonomi.

“KEK MBTK bahkan didorong terus kemajuannya. Mulai dari infrastruktur, fasilitas dan investor juga terpantau meningkat. Bahkan seiring adanya IKN memberi percepatan laju pembangunan di Kutim pada khususnya dan Kaltim pada umumnya,” terangnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 berlangsung di Ruang Maratua Lt.IV di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, pada Rabu (29/11/2023).

Sebelumnya Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Hendik Sudaryanto menerangkan secara keseluruhan ekonomi di Provinsi Kaltim tumbuh tinggi. Berkaitan dengan pembangunan yang masif di IKN maupun Kabupaten/Kota di Kaltim terkait Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Ekonomi Kaltim pulih dan dalam kondisi baik, peningkatan ini ditopang oleh bagusnya pertumbuhan lapangan usaha konstruksi di IKN dan berbagai PSN. Bahkan BI Kaltim terus bersinergi dengan pemerintah untuk mempromosikan Kaltim sebagai daerah tujuan investasi hijau di China, Inggris, dan Korea Selatan,” jelasnya.

Hendik Sudaryanto menyebut, sepanjang 2023 persentase kredit macet (NPL) turun, penyaluran kredit untuk UMKM pun meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Pengguna QRIS juga semakin masif, Tercermin dari peningkatan penggunaan QRIS, dari sisi pengguna maupun merchant (toko online dan offline, red).

“Secara total QRIS dipergunakan oleh 642.000 orang pengguna, yang dari sisi merchant mencapai 446.000. BI Kaltim terus mendorong transformasi ekonomi Kaltim, yakni dari sektor tambang batubara. Lantas beralih ke pariwisata dan UMKM, serta bersinergi membangun industri produk-produk lokal daerah,” tutupnya. (adv)