BONTANG – Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menegaskan komitmennya sebagai kota ramah investasi dengan mempercepat proses perizinan pembangunan pabrik sabun berbahan baku turunan Crude Palm Oil (CPO) di kawasan industri Bontang Lestari.
Proyek ini merupakan bagian dari hilirisasi industri berorientasi nilai tambah dan diprioritaskan agar dapat segera terealisasi. Pabrik baru ini dikembangkan dari kegiatan PT Energi Unggul Persada (EUP) yang telah beroperasi di kawasan tersebut.
Kepala DPMPTSP Bontang, Muhammad Aspiannur, menyatakan percepatan izin bukan hanya layanan rutin, melainkan strategi pemerintah daerah untuk memperkuat sektor industri pengolahan.
“Setiap investasi yang memberi nilai tambah bagi daerah akan kami kawal sejak awal hingga selesai. Kami ingin memastikan proyek ini berjalan lancar tanpa hambatan,” ujarnya.
Percepatan memungkinkan karena lokasi pabrik sudah berada di kawasan industri yang memiliki Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR). Dengan status ini, investor tidak perlu lagi menempuh proses panjang penyesuaian tata ruang, sehingga alur perizinan langsung diarahkan ke tahap teknis.
Tahap selanjutnya adalah pengurusan Perizinan Bangunan Gedung (PBG). DPMPTSP menegaskan tim teknis siap mendampingi mulai dari konsultasi desain, verifikasi dokumen, hingga penerbitan izin final.
“Pendampingan diberikan penuh agar izin selesai tepat waktu dan tidak menghambat jadwal pembangunan,” tambah Aspiannur.
Pemkot menilai proyek ini strategis karena memberi dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Pabrik sabun berbasis CPO diproyeksikan membuka lapangan kerja baru, memperkuat aktivitas industri di Bontang Lestari, dan memperluas rantai hilirisasi.
Dengan percepatan perizinan, pemerintah berharap pembangunan pabrik segera terealisasi dan menjadi bagian dari transformasi industri di Bontang.
“Yang terpenting, investasi ini memberi manfaat bagi masyarakat, memperkuat sektor industri, dan mendorong Bontang sebagai kota siap menyambut gelombang hilirisasi,” tutupnya. (Adv)





