Kerjasama dengan Korea Selatan, IKN akan Dibangun Terowongan Bawah Air

Hutama Karya (Persero) ajak perusahaan Korea Selatan untuk membangun terowongan bawah air di IKN. (Foto: Antara Foto/Hafidz Mubarak A)

Rimbanusa.id – PT Hutama Karya (Persero) berencana membangun immersed tunnel (terowongan bawah air) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Teknologi immersed tunnel ini merupakan proyek yang dilaksanakan oleh PT Hutama Karya (Persero) dengan menggandeng perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), Daewoo Engineering & Construction.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antar keduanya yang akan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu.

Direktur Operasi I Hutama Karya Agung Fajarwanto mengatakan pihaknya menggandeng Daewoo karena keberhasilannya dalam membangun immersed tunnel di dunia. Dia berharap kerjasama ini dapat memberikan transfer teknologi untuk membangun immersed tunnel di IKN.

“Karena kami di Indonesia terus terang belum pernah mengerjakan hal tersebut, maka kami merasa secara mitigasi kalkulasi risiko memerlukan partner itu untuk belajar,” Ucap Agung dalam acara Korea-Indonesia Economic Coorperation Forum in Commemoration of the 50th Anniversary of Diplomatic Relations di Hotel Mulia Jakarta, Kamis (30/11).

Proyek immersed tunnel ini akan dibangun di salah satu jalan tol IKN yang dirancang menyeberangi sungai dengan cara dibangun di suatu tempat dan nantinya ditenggelamkan untuk dihubungkan satu sama lain.

Immersed tunnel ini dibutuhkan karena kawasan di wilayah IKN Nusantara merupakan kawasan hutan mangrove yang perlu dilindungi lingkungannya. Diharapkan immersed tunnel ini dapat tetap menjaga ekologi yang ada di daerah tersebut.

Agung mengatakan, terowongan bawah air di IKN Nusantara ini akan memiliki panjang 2km. Dia memperkirakan kebutuhan membangun immersed tunnel di IKN mencapai Rp8-10 triliun. Sumber pendanaannya sedang diupayakan dari strategic partner atau kemungkinan berasal dari skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

“Kami masih studi (nilai pendanaan). Kalau kita benchmark pekerjaan-pekerjaan yang ada di Eropa, itu bisa jadi kebutuhan kasar antara Rp 8-10 triliun konstruksinya,” kata Agung.

Studi kelayakan immersed tunnel IKN direncanakan bisa rampung dalam waktu 2-3 bulan ke depan. Saat ini Agung bersama pihaknya sudah mengumpulkan semua data primer terkait lingkungan di lokasi dan tinggal melakukan diskusi antara tim Hutama Karya dengan Daewoo.

“Segera akan kami sampaikan hasilnya. Data primer seperti data-data geoteknik, data-data pelayaran, data-data pasang surut, ombah dan lain-lain termasuk data lingkungan itu semua sudah terkumpul, sekarang proses diskusi tim engineer kita dengan Daewoo,” tuturnya. (Sumber: detikFinance/Anisa Indraini)

Editor: Bintang