Rimbanusa.id – Ada beragam makanan khas yang biasanya hanya bisa dinikmati saat Lebaran tiba. Sebut saja ketupat, opor ayam, sambal goreng ati, dan rendang.
Meski variannya berbeda, namun makanan tersebut punya kesamaan, terbuat dari santan agar rasanya gurih dan nikmat. Kalau sudah begini, banyak orang yang sering tak mampu mengontrol nafsu makan mereka. Apalagi, populernya anggapan ‘cuma setahun sekali kok.’ Harus diingat, kandungan lemak jenuh pada santan dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi berlebihan.
Mengonsumsi santan berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan yang berujung pada penyakit seperti hipertensi dan stroke. Kalori dalam santan membuat sebagian orang mengganti santan dengan sejumlah alternatif bahan, seperti susu.
Namun apakah susu memiliki kalori yang lebih rendah dari santan?
Dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah, Juwalita Surapsari mengatakan mengganti santan dengan susu bukanlah solusi yang tepat, apalagi memakai susu full cream.
Susu terutama yang full cream justru menambah kolesterol dan lemak jenuh pada makanan. “Sebetulnya sama saja kita mau memakai santan atau susu full cream, akan menambahkan kalori sudah pasti.
Kalau susunya full cream berarti ada kolesterol yang masuk ke situ. Justru kalau santan tidak ada kolesterolnya karena santan itu nabati,” ujar Juwalita dalam virtual media briefing OMRON Healthcare Indonesia, Rabu (20/4).
Dalam kesempatan terpisah, Susianto, President World Vegan Organization, mengatakan selama ini memang ada kesalahpahaman perihal asam lemak jenuh. Selama ini, semua asam lemak jenuh dianggap sama baik asam lemak jenuh pada produk nabati maupun hewani.
Padahal, asam lemak jenuh pada santan berbeda. Secara teori, asam lemak jenuh akan dimetabolisme menjadi kolesterol. Namun ini hanya terjadi pada asam lemak jenuh rantai panjang. Pada asam lemak jenuh rantai medium seperti pada santan akan dimetabolisme menjadi energi atau kalori.
Bagaimana solusi yang lebih baik? Juwalita mengungkapkan, Anda tetap bisa menggunakan santan dalam makanan asalkan dibuat lebih encer. Santan yang tidak terlalu kental memiliki kepadatan kalori yang lebih rendah. “Tidak ada bahan lain menurut saya yang bisa menggantikan [santan], silahkan pakai santan tapi pakailah secara tidak berlebihan, dibuat tidak terlalu kental,” ujar Juwalita. (Sumber: cnnindonesia.com/fby-chs)