Pemerintah Provinsi Kaltim berupaya memberikan pelayanan kepada nelayan juga masyarakat di bidang kelautan dan perikanan, salah satunya dengan membangun Kantor UPTD Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangatta di Kenyamukan.
“Wilayah pesisir ini kan daerah tertinggal, namun, Pak Gubernur mencoba mencanangkan enam wilayah pembangunan PPI lengkap dengan tempat ikan dan pabrik esnya,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Riza Indra Riadi di Sangatta, Sabtu.
Dia menyebutkan, konsumen di Kaltim cukup baik namun kelemahannya adalah ikan cepat membusuk.
Oleh karena itu diperlukan adanya tempat pabrik es agar penangkapan ikan di laut oleh para nelayan bisa tetap segar sampai ke daerah.
Selain itu, ia menyebutkan, nantinya dari pemerintah akan ada Stasiun Penyaluran BBM subsidi Nelayan (SPBN).
“Nanti, semuanya akan kita kembangkan di enam wilayah di Kaltim termasuk di Kutai Timur (Kutim) ini, untuk melengkapi pelayanan kepada para nelayan,” terangnya.
Sedangkan untuk produksi ikan, ucap Riza saat ini hanya menghasilkan dua sampai tiga ton per hari, masih rendah karena terkendala pendangkalan sedimentasi.
“Pendangkalan sedimentasi di pantai sangat besar, nantinya akan kita kembangkan langsung ke laut. Lebih murah dari pada kita mengeruk tiap tahun,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, penjualan ikan selama pandemi berkurang sekitar 30 persen tetapi saat ini sudah mulai normal kembali.
“Produksi ikan di Kaltim melebihi target 160.000 ton per tahun dari target 130.000 ton,” tuturnya. (*)