Rimbanusa.id – Kontingen Kabaddi Benua Etam berhasil membawa 2 medali emas dan 2 perunggu baik itu tim putra maupun putrinya, dalam ajang babak kualifikasi (BK) PON pada 22 Oktober 2023 di Bali. Keberhasilan tersebut sekaligus membawa tim kabbadi untuk mematangkan persiapan menatap Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 di Aceh-Sumut mendatang.
Hanya saja selama perjuangan Kaltim di Pra PON sempat diwarnai adanya masalah, tepatnya saat pertandingan semifinal melawan tim Jatim di kelas national style. Di mana protes yang dilayangkan tim Kaltim membuat pengawas pertandingan terpancing hingga melakukan hal yang tidak pantas.
Atlet Kabaddi Kaltim, Muhammad Iriansyah menjelaskan bahwa saat itu pengawas pertandingan terlihat mendatangi pemain Kaltim yang tengah memprotes wasit. Ia terlihat menunjuk-nunjuk, kemudian menyentuhkan jarinya langsung ke wajah pemain tersebut.
Melihat rekannya diperlakukan seperti itu sontak menimbulkan emosi dari atlet-atlet lainnya. Sebagai korban, Iriansyah mengatakan jika protes yang dilakukannya itu karena ada beberapa keputusan wasit yang merugikan timnya.
“Ada beberapa poin yang hilang. Padahal jika itu dihitung kami unggul jauh. Saat insiden penunjukkan wajah itu, saya sudah berusaha menyabarkan teman-teman, tapi mereka tak bisa menerima karena saya sebagai kakak yang paling senior diperlakukan seperti itu,” ucap Iriansyah.
Di laga itu Kaltim harus menerima kekalahan 25-27 dari Jatim. Namun, di semifinal seven for five, Kaltim berhasil melakukan revans dengan kemenangan telak. “Tapi di seven for five kami berhasil menghabisi mereka dengan selisih sekitar 20 poin,” ujar Iriansyah. (adv/disporakaltim)