Rimbanusa.id – Penyelenggaraan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) berupaya mendorong pertumbuhan sektor ekonomi dengan meluncurkan 8 proyek warisan atau legacy project.
Proyek itu mencakup lima agenda prioritas kebijakan yaitu pemberdayaan UMKM, transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan pangan, serta penguatan fasilitas perdagangan dan investasi.
Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid mengatakan, delapan proyek tersebut merupakan langkah konkrit untuk mengangani 5 isu prioritas yang diangkat ASEAN-BAC. Hal ini mencerminkan nilai untuk membawa inovasi solutif bagi daerah.
“Program ini mencerminkan nilai-nilai kita untuk membawa inovasi solutif untuk kawasan,” jelas Arsjad dalam ASEAN Business and Investment Summit, di Hotel Mulyan, Jakarta, Senin (4/9).
Arsjad menekankan melalui 8 proyek warisan tersebut, diharapkan muncul upaya nyata dan praktik konkret untuk mengatasi 5 isu prioritas. Hal itu karena ASEAN-BAC berupaya mencapai pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan kemajuan budaya di kawasan.
Kedelapan proyek warisan tersebut adalah Wiki Entrepreneur, ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, ASEAN Net Zero Hub, ASEAN Carbon Centre of Excellence, ASEAN One Shot Campaign, The Inclusive Close-Loop Model for Agricultural Product, dan ASEAN Business Entity.
Secara lebih rinci, Wiki Entrepreneur merupakan solusi untuk menghubungkan UMKM dengan berbagai sumber daya dan peluang guna meningkatkan kinerja dan daya saing.
Kedua, ASEAN QR Code merupakan proyek yang bertujuan untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas, sehingga memudahkan UMKM menjangkau pasar baru untuk memperluas pelanggan, serta mempermudah transaksi dan lebih hemat biaya.
“Inisiatif ini akan membuka peluang baru bagi dunia usaha dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ASEAN”, ucap Arsjad.
Enam anggota ASEAN yang telah berkolaborasi dalam ASEAN cross border payment menggunakan QR Code yakni Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Kemudian, Market Lending Palatform merupakan proyek yang diluncurkan untuk menghubungkan UMKM yang membutuhkan pendanaan dengan memberi pinjaman massal yang berorientasi pada dampak dan mencari keuntungan menarik. Platform ini bisa dijadikan sumber pembiayaan alternatif untuk membantu UMKM mengembangkan bisnis
Keempat, ASEAN Net Zero Hub merupakan proyek platform yang ditujukan bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi wawasan dan mencari solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau GRK, dengan tujuan mencapai nol emisi karbon (net zero emission).
Selanjutnya proyek kelima, ASEAN Carbon Centre of Excellence bertujuan untuk menyediakan platform yang memungkinkan para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan praktik mengenai solusi berbasis alam dan perdagangan karbon di pasar masing-masing.
Keenam, ASEAN One Shot Campaign, merupakan program yang berfokus pada pencegahan penyakit yang bertujuan memperluas cakupan vaksinasi reguler dan menawarkan solusi permanen untuk mengatasi masalah kesetaraan dan aksesibilitas vaksin.
Ketujuh, proyek The Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Product merupakan platform yang ditujukan untuk produk pertanian dengan menempatkan petani kecil sebagai pusat ekosistem multi-pemangku kepentingan yang dipimpin sektor swasta.
Hal ini mendorong kerja sama multi-pemangku kepentingan yang berkelanjutan dan memberdayakan kelompok-kelompok marginal, UMKM, petani, dan komunitas nelayan dengan akses terhadap keuangan, pengetahuan, teknologi, dan pasar, sehingga menghasilkan industri pangan berbasis petani dan pengembang.
Terakhir, proyek ASEAN Business Entity, ASEAN-BAC 2023 akan mendorong investasi intra-ASEAN dengan menawarkan keuntungan bagi dunia usaha yang beroperasi di kawasan seperti penyederhanaan peraturan dan penyederhanaan prosedur. (Sumber: Kompas.com/Rully R. Ramli/Aprillia Ika)
Editor: Bintang