BONTANG – Kota Bontang mulai menata arah pembangunan baru yang lebih hijau dan berkelanjutan. Setelah puluhan tahun dikenal sebagai pusat industri migas dan kimia, pemerintah daerah kini menekankan sektor pariwisata berbasis edukasi dan lingkungan sebagai motor pertumbuhan ekonomi masa depan.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menjadi ujung tombak dalam transformasi ini, membuka peluang investasi untuk pengembangan edupark serta wisata bahari ramah lingkungan.
Kepala DPMPTSP Bontang, Muhammad Aspianur, menyatakan bahwa perubahan strategi ini merupakan upaya jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada industri ekstraktif.
“Ini momen penting bagi masa depan Bontang. Kita bergerak menuju kota yang lebih hijau, inklusif, dan penuh peluang ekonomi baru,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Salah satu fokus utama adalah pengembangan edupark, yang tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga ruang edukasi lingkungan, pusat kreativitas, dan wahana wisata keluarga. Konsep ini selaras dengan Rencana Umum Pariwisata dan Ekonomi Bontang (RUPM) 2025–2035 yang menempatkan pariwisata edukatif sebagai sektor prioritas.
Selain edupark, pemerintah juga menyoroti potensi wisata bahari di pesisir dan pulau-pulau kecil Bontang, yang kini diupayakan menjadi destinasi nasional. Beberapa lokasi prioritas antara lain:
1. Hutan Mangrove Bontang Kuala – dengan skybridge, galeri konservasi, dan eco-café.
2. Pulau Beras Basah – resort ramah lingkungan dengan pantai pasir putih.
3. Pulau Tihi-Tihi – area snorkeling dan konservasi terumbu karang.
4. Desa Wisata Malahing & Bontang Kuala – menawarkan floating homestay, kuliner laut, dan kerajinan lokal.
Aspianur menegaskan bahwa setiap investasi harus selaras dengan prinsip keberlanjutan.
“Kami memastikan iklim investasi lebih ramah dan efisien. Yang dibangun bukan sekadar destinasi, tetapi masa depan Bontang,” tuturnya.
Posisi strategis Bontang yang hanya beberapa jam dari Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi peluang emas. Pemerintah berharap wisatawan yang datang ke IKN akan tertarik menjelajahi destinasi alternatif yang memadukan alam, edukasi, dan konservasi.
Dengan pengembangan edupark dan wisata bahari, Bontang tidak hanya menambah objek wisata, tetapi juga menegaskan identitas barunya: kota hijau, kreatif, dan berkelanjutan.
“Bontang siap menyongsong masa depan. Yang terpenting, setiap investasi tetap berpihak pada edukasi dan lingkungan,” tegas Aspianur. (Adv)





