Rimbanusa.id – Pembatasan penggunaan iPhone pada para pejabat pemerintahan China berdampak buruk pada Apple di mana sahamnya turun sekitar 3% pada hari Kamis (7/9).
Larangan penggunaan iPhone ini disosialisasikan melalui obrolan grup hingga rapat. Wall Street Journal melaporkan pembatasan ini adalah langkah terakhir Beijing untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.
Hal ini memunculkan kekhawatiran pada perusahaan-perusahaan teknologi Amerika yang sangat terekspos dengan China akan mengalami dampak buruk akibat meningkatnya ketegangan antara kedua negara.
Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah China memerintahkan pejabat di lembaga pemerintahan pusat untuk tidak menggunakan iPhone atau menggunakannya untuk bekerja. Larangan ini diduga meluas ke perusahaan-perusahaan negara dan lembaga-lembaga yang didukung pemerintah.
Belum diketahui berapa banyak pejabat yang terdampak larangan tersebut. Namun, dampak yang dirasakan pihak Apple berakibat pada berkurangnya penjnualan iPhone di China sebanyak 5%. Selain itu, analis Bernstein Toni Sacconaghi berpendapat hal ini akan menjadi ancaman lebih besar jika larangan tersebut diberlakukan kepada masyarakat biasa untuk melakukan hal yang sama.
“Mungkin yang lebih penting, pembatasan penggunaan iPhone di kalangan pegawai pemerintah dapat berdampak negatif terhadap penjualan di kalangan konsumen dan dapat menjadi bagian dari langkah pemerintah China yang lebih luas untuk mempromosikan peggunaan teknologi dalam negeri,” tulis Bernstein.
Kebijakan ini mencerminkan tindakan serupa yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap pembatasan TikTok dan Huawei Technologies karena alasan keamanan nasional.
Gesekan antara China dan AS memburuk dalam beberapa tahun terakhir. China yang merupakan salah satu pasar terbesar Apple dan menghasilkan hampir satu perlima dari pendapatannya. Apple mencatat penjualan yang kuat di China, menempati peringkat ketiga dalam pengiriman ponsel pintar secara keseluruhan pada kuartal kedua.
China menekankan untuk menggunakan produk teknologi buatan dalam negeri demi keamanan nasional. Lembaga pemerintahan dan badan usahan milik negara (BUMN) merupakan area pertama dan paling penting dalam mendorong kampanye pembatasan tersebut.
Jika benar diterapkan, kebijakan ini berdampak pada penjualan 20 juta iPhone, menurut prediksi analis Bank of America, dikutip dari 9to5mac.
Analis tersebut menyebutkan, Apple akan menghadapi kerugian 5 sampai 10 juta unit penjualan, jika pejabat pemerintah China dilarang menggunakan iPhone untuk bekerja.
Manajer Portofolio di Satori Fund, Niles, mengatakan dia menjual sahamnya di Apple. Selain karena adanya pelarangan, dia menilai ada peningkatan persaingan dari vendor China seperti Huawei.
Pekan lalu, produk baru Huawei Mate 60 Pro resmi meluncur dan menjadi topik hangat di media sosial. Ponsel ini dibanderol dengan harga USD 954, dan menggunakan chip buatan China dengan teknologi fabrikasi 7nm, yang seharusnya tidak bisa dibuat dengan teknologi domestik dan membuatnya kembali bersaing dengan Apple.(sumber: detikInet/Fino Yurio Kristo)