Hawker Chan Singapura: Lezat, Murah dan Michellin Star yang Terlepas

Chan Hong Meng poses for a photo at his Hong Kong Chicken Rice and Noodle stall at Chinatown Complex on July 24, 2016 in Singapore. Chan was awarded a one-star rating by Michelin on July 21, making him one of the first street food hawkers to be awarded in the guide's history.

Rimbanusa.id – Michelin Star (bintang Michelin) merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang kuliner. Untuk mendapatkan ini, restoran atau tempat makan harus memiliki hidangan dengan cita rasa yang luar biasa dan tentu selalu terjaga kelezatannya.

Hawker Chan, restoran ternama di Singapura yang terkenal dengan makanan lezat dan murah baru saja kehilangan bintang Michelin (Michelin Star).

Restoran yang didirikan oleh Chan Hong Meng ini menjadi terkenal setelah hidangan mie ayam kecap yang sederhana, lezat, dan hanya dibanderol seharga US$ 2,50 atau sekitar Rp 35 ribu. Di Singapura, makanan lezat seharga tersebut termasuk langka, mengingat harga makanan di negara ini cukup mahal.

Hawker Chan masuk dalam buku panduan makanan Michelin di Singapura pada 2016 dan berhasil mendapatkan bintang satu. Restoran yang terletak di Chinatown Singapura ini, disebut-sebut sebagai restoran Michelin Star termurah di dunia.

Kelezatannya yang tersiar ke manca negara, membuat sulitnya untuk mendapatkan meja makan siang ataupun malam malam di restoran ini. Untuk pesanan dibungkus atau take away pun harus dilalui dengan perjuangan antre yang panjang.

Sayangnya, dalam daftar terbaru Michelin Star yang dirilis pada 1 September 2021, Hawker Chan yang sebelumnya bernama Liao Fan Hong Kong Soya Sauce Chicken Rice & Noodles ini, tidak lagi masuk dalam daftar tersebut.

Menanggapi hal ini, perwakilan dari Hawker Chan mengirimkan pernyataan kepada CNN Travel melalui email.

“Chef Chan Hon Meng telah menyiapkan nasi ayam kecapnya yang terkenal sejak tahun 2009 dengan resep rahasia dan masakannya. Metode yang tidak berubah sejak awal Hawker Chan pada tahun 2009. Dia selalu percaya bahwa makanannya harus segar setiap hari dan memasak tidak boleh dilakukan di satu dapur pusat,” demikian disampaikan pihaknya seperti dikuti CNBC Indonesia, Minggu (5/9/2021).

“Kami berharap dapat memahami mengapa Panduan Michelin tidak memasukkan kami dari daftar tahun ini. Namun, kami juga memahami bahwa setiap orang memiliki pendapatnya sendiri dalam memilih makanan. Kami akan terus menyajikan makanan lezat dan terjangkau seperti itu. visi dan misi kami,” jelasnya.

Setelah mendapat Michelin Star, karir Meng menanjak. Mereknya telah berkembang dari satu kios sederhana di pusat jajanan Chinatown menjadi restoran waralaba dengan lokasi di Thailand, Filipina, dan berbagai negara lainnya, termasuk Indonesia.

Meng kemudian mengubah nama restoran menjadi Hawker Chan dan mulai bercabang ke hidangan lainnya.

“Kami berterima kasih kepada semua pelanggan Hawker Chan kami yang telah mendukung kami sejak didirikan 12 tahun lalu, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan bintang lagi untuk tahun mendatang.” pungkasnya. (Sumber: cnbcindonesia.com/dob)

Editor : Fatimah M.