Rimbanusa.id – Pemerintah mengklaim sudah banyak investor tertarik masuk berinvestasi di pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
“Saya ingin mengatakan bahwa investasi yang akan masuk IKN, negara-negaranya sudah ada. Tapi kami tidak mungkin ngomong setiap hari, negara-negara ini,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Rabu (20/7).
Menurutnya, investor asing yang sudah berminat diantaranya, Uni Emirat Arab (UAE) yang minat investasinya sebesar US$ 20 miliar yang dikelola oleh Indonesia Investment Authority (INA). Kemudian, ada China, Korea, Taiwan, negara-negara Eropa, dan masih banyak lagi.
“Total investasi untuk IKN itu Rp 500 triliun kurang lebih. Kan 20% dibiayai APBN. Sisanya dari investasi. Itu kan waktunya bukan 4 tahun selesai dari Rp 500 triliun itu. Butuh waktu hingga 10 tahun-20 tahun,” jelasnya.
Sayangnya, Bahlil enggan memerinci berapa total investasi IKN yang sudah masuk. Meski begitu, ia optimistis akan ada banyak investor yang mau berinvestasi di IKN. Hal ini lantaran pemerintah Indonesia menawarkan sejumlah penawaran menarik di ibu kota baru tersebut.
Diantaranya, IKN telah didesain ramah lingkungan dan dan kaya akan teknologi modern. Kemudian, harga tanahnya masih murah dan kawasan yang dibangun benar-benar dari infrastruktur dasar, sehingga nilai ekonomi nantinya akan sangat tinggi
“Itu sudah di depan mata, dan memang mereka (investor IKN) juga mau membangun investasi di Indonesia,” kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan, investasi yang akan masuk tidak hanya dibidang propertinya saja. Melainkan di sumber daya alam (SDA), misalnya proyek kawasan industri milik PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) yang total investasinya sekitar US$ 130 miliar alias hampir sama dengan APBN negara dalam satu tahun.
Menurut Bahli, Internal Rate of Return (IRR) alias perhitungan tingkat bunga suatu investasi di IKN juga ditawarkan dengan sangat besar, yakni sebesar 10%.
“Orang (yang investasi) mau IRR 10%. Orang bicara duit cuan-cuan ini. Kalau uang ini enggak ada agamanya bos. Pasti orang cari untung,” gurau Bahlil. (Sumber: kontan.co.id/Siti Masitoh)
Editor: Ahmad Fuad Ghazali