Rimbanusa.id – Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong bersumpah untuk bekerja bagi seluruh warganya setelah menang dalam pemilihan presiden atau pilpres Filipina 2022. Dia mengatakan kepada dunia untuk menilainya dari pekerjaan presiden bukan masa lalu keluarganya.
“Menilai saya, bukan dari pendahulu saya, tapi dari tindakan saya,” kata Marcos menurut pernyataan juru bicaranya, Vic Rodriguez, dikutip dari Reuters, Rabu, 11 Mei 2022.
Marcos Jr. adalah anak dari eks diktator Filipina, Ferdinand Marcos Sr. Ia meraup mayoritas suara dan dipastikan menang dalam versi hitung cepat sebagai presiden Filipina.
Ia mendapat 31 juta suara. Sedikitnya dia mengumpulkan dua kali lebih banyak dari pesaing kuatnya Leni Robredo, yang sekarang menjabat sebagai wakil presiden.
Hasil resmi dari komisi pemilihan Filipina, diharapkan keluar sekitar akhir bulan. Rodriguez menyebut kemenangan Marcos Jr adalah kemenangan bagi rakyat Filipina dan demokrasi.
“Kepada mereka yang memilih Bongbong, dan mereka yang tidak, itu adalah janjinya untuk menjadi presiden bagi semua orang Filipina. Untuk mencari titik temu melintasi perbedaan politik, dan bekerja sama untuk menyatukan bangsa,” kata Rodriguez.
Berbeda dari klaim pihak Bongbong, kelompok hak asasi manusia justru malah khawatir dengan terpilihnya putra Marcos Sr. karena rekam jejak kekuasaan yang kelam. Badan Karapatan, misalnya, meminta orang Filipina untuk menolak kepresidenan Marcos yang baru sebab dibangun atas kebohongan dan disinformasi “untuk menghilangkan bau citra menjijikkan Marcos”.
Bongbong sempat ikut mengasingkan diri ke Hawai setelah rezim Marcos Sr. ditumbangkan pada 1986. Ia kembali ke Filipina pada 1990 dan memulai karir politiknya.
Dia terpilih sebagai gubernur dan anggota kongres Ilocos Norte, bailiwick ayahnya, dan pada 2010 jadi seorang senator. Dia juga sempat jadi kandidat dalam pemilihan wakil presiden 2016, tetapi kalah.
Saat kampanye pilpres 2022, Bongbong kerap kali menghindari debat lawan rival utamanya dan enggan diwawancarai dengan awak media. Bongbong mengaku tidak ingin terjebak pada disinformasi dan hanya ingin menyampaikan kampanye positif dengan memuji sang ayah dan menolak menjawab pertanyaan soal era darurat militer.
Salah satu faktor penentu kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilu kali ini adalah kampanye masif di media sosial seperti Facebook, YouTube, dan TiKtok. Bongbong menargetkan kaum muda yang lahir setelah pemerintahan ayahnya, 1986.
Video-video kampanye seperti Marcos Jr. memberi narasi tentang era kebesaran ekonomi yang hilang. Padahal, faktanya, Seperti dikutip dari ABC, Selasa, 10 Mei 2022, warisan dari infrastruktur Marcos adalah tumpukan utang yang membengkak dari US$ 843 juta ketika ia menjabat pada tahun 1965, menjadi lebih dari US$ 39 miliar pada saat ia digulingkan.
Adapun pasangan wakil presiden Ferdinand Marcos Jr dalam pemilu kali ini adalah Sara Duterte, putri dari Presiden Duterte. Sara Duterte-Carpio memenangkan lebih dari tiga kali jumlah suara dibandingkan dengan saingan terdekatnya dan juga kemungkinan memperluas daya tarik Marcos di banyak bidang.
Amnesty International menuduh Marcos dan pasangannya menghindari pembahasan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk yang dilakukan di bawah darurat militer dan selama perang berdarah Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba.
Human Rights Watch juga sudah mewanti-wanti Ferdinand Marcos Jr. untuk dapat mengambil tindakan cepat dan tegas dalam memperbaiki situasi HAM di Filipina setelah resmi dilantik, termasuk tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang melibatkan Duterte. Kebijakan “perang melawan narkoba” di Filipina telah mengakibatkan pembunuhan di luar proses hukum terhadap ribuan orang. (Sumber: tempo.co/Daniel Ahmad)
Editor: Ahmad Fuad Ghazali