Rimbanusa.id – Apresiasi masyarakat terhadap kopi dapat dilihat dari banyaknya varian minuman kopi yang dibuat serta menjamurnya kedai kopi kekinian.
Selain kopi, jenis minuman yang baru-baru ini mulai populer di kalangan masyarakat yaitu teh.
Jika biasanya teh hanya dipandang sebagai minuman pendamping camilan atau makan siang, maka saat ini membuat dan menyesap teh mulai dimaknai sebagai suatu seni. Munculnya teh dengan beragam aroma, rasa, dan visual yang menarik membuat masyarakat khususnya kalangan muda perlahan muai melirik dunia teh.
Melihat hal ini, apakah eksistensi teh ke depannya bisa serupa dengan kopi saat ini?
Juri National Tea Competition 2022 sekaligus founder Teh Nusantara Muhammad Ashfiya mengatakan bahwa teh nantinya akan ramai digandrungi masyarakat.
“Menurutku akan ramai, tetapi tetap di jalur teh, dan tidak akan meniru kopi,” kata Ashfiya saat ditemui oleh Kompas.com saat acara Jakarata Tea Passport di Lemondishcofish, Kemang, pada Minggu (31/7/2022).
Ashfiya menilai nantinya teh tidak hanya berkembang dari segi rasa, tetapi juga dari jenis varian bahan kering yang digunakan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada dasarnya teh merupakan minuman yang lebih tua dibandingkan kopi. Teh sudah lahir pada 2.500 tahun sebelum masehi, sementara kopi baru lahir tahun 1000-an.
“Sekarang teh sudah mulai ramai, dulu orang tidak ada yang beli teh yang harganya satu sampai empat juta. Tapi sekarang sudah banyak” katanya. Ashfiya optimis di masa depan teh akan menjadi minuman yang ramai digandrungi masyarakat, serta semakin banyak teh lokal yang dikomersialkan.
“Dulu waktu bikin Teh Nusantara tahun 2017, masih sedikit banget brand teh yang muncul. Tapi sekarang sudah ramai, bahkan ada brand teh yang baru mulai beroperasional tahun ini,” katanya.
Ashfiya mengatakan bahwa di samping eksistensi teh yang perlahan mulai naik, ia berharap akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang suka teh, khususnya teh lokal Indonesia.
“Indonesia itu termasuk ke dalam 10 besar negara penghasil teh terbesar di dunia, dan semoga seiring berjalannya waktu teh lokal bisa semakin luas, karena teh lokal itu enak,” katanya.
Sejalan dengan Ashfiya, owner teh Matahapan di Jakarta Tea Passport, Inez Werdoyodjati juga menilai eksistensi teh akan semakin meningkat di masa depan. “Saya lihat pengunjung di pameran ini didominasi oleh anak muda, generasi mereka tampak sudah mulai tren hidup sehat, dan teh ini menjadi salah satu pilihan mereka,” kata Inez.
Menurut Inez, alasan lain teh bisa populer yaitu karena bahasan teh termasuk luas dan menarik untuk dikaji lebih lanjut.
“Di dunia teh ada banyak ragam ilmu dan penyajian teh, seperti mixology tea, yaitu seni membuat teh sehingga rasanya jauh lebih nikmat,” katanya. Inez berharap majunya teh lokal dan semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi teh juga akan berdampak pada kesejahteraan petani teh lokal. (Sumber : Kompas)
Editor : Fatimah M.