Makan Alpukat Seminggu Sekali dan Manfaatnya Bagi Penyakit Jantung

Ilustrasi Alpukat. (Sumber: pexels.com)

Rimbanusa.id – Alpukat adalah buah yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Studi terbaru menemukan bahwa mengonsumsi alpukat dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Alpukat mengandung banyak nutrisi, termasuk serat dan lemak sehat tak jenuh yang berdampak positif pada jantung.

Studi yang dilakukan Harvard T.H. Chan School of Public Health ini memantau lebih dari 68.780 perempuan berusia 30 hingga 55 tahun dan 41.700 pria berusia 40 hingga 75 tahun di Amerika Serikat selama 30 tahun. Mereka dinyatakan sehat tanpa penyakit kronis seperti kanker, jantung koroner, maupun stroke.

Untuk studi ini, peneliti menganggap setengah buah alpukat sebagai satu porsi. Namun, Food and Drug Administration (FDA) AS mencatat bahwa satu porsi hanya sepertiga dari alpukat berukuran sedang (50 gram).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta studi yang makan dua porsi alpukat setiap minggu memiliki risiko 16 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular. Mereka juga berisiko 21 persen lebih rendah terkena jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah atau jarang makan alpukat.

Studi juga menunjukkan bahwa mengganti setengah porsi margarin, mentega, telur, yogurt, keju, atau daging olahan setiap hari dengan alpukat dapat mengurangi risiko terkena kardiovaskular sebanyak 16 hingga 22 persen.

Oleh karena itu, peneliti menganjurkan agar setiap orang mengganti makanan yang mengandung lemak jenuh seperti keju dan daging olahan dengan alpukat. Alpukat sendiri memang dikenal sebagai salah satu buah yang kaya akan lemak sehat. Lemak sehat ini sudah sejak lama diketahui dapat membantu menjaga kesehatan kardiovaskular.

Selain itu, alpukat juga menjadi sumber kalium dan potasium yang baik. Sebanyak 201 gram alpukat menyediakan 21 persen kebutuhan harian kalium yang direkomendasikan. Tak hanya itu, alpukat juga mengandung nutrisi yang dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh serta melindungi tubuh dari peradangan. (Sumber: Studyfinds.org/Study Finds Author)

Editor : Fatimah M.