Sebagai upaya terus mendorong eliminasi Tuberkulosis (TB) di wilayah Kutai Timur (Kutim), jejaring layanan TB di Fasilitas Kesehatan Pemerintah-Swasta Berbasis Kabupaten Kota atau District-Based Public-Private Mix (DPPM) Kutim menggelar kegiatan pengembangan dan evaluasi penanggulangan TB. Kegiatan itu dibuka langsung oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman di Maloy Cafe Hotel Royal Victoria, Kamis (16/11/2023).
Saat kegiatan, Bupati Ardiansyah Sulaiman mengatakan sederhananya TB ini sudah banyak di kalangan masyarakat. Bahkan sudah diibaratkan teori gunung es yang berarti hanya terlihat sedikit di atas namun ternyata banyak yang terjangkit TBC.
“TB adalah penyakit yang menular, maka itu patut di waspadai,” ujarnya dihadapan Kadinkes dr Bahrani, Perwakilan Dinkes Kaltim, Kepala BLUD Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, klinik swasta dan rumah sakit, perwakilan perusahaan-perusahaan se-Kutim.
Saat ini menurut Ardiansyah belum bisa disebut jumlah pengidap TB di Kutim. Mengapa? Sebab bisa jadi banyak masyarakat yang masih malu mengakui mengidap TB atau tak mau jujur dan tidak tuntas pendataannya maupun pelaporannya.
“Jadi di dalam pertemuan hari ini, itulah yang bakal dirembukan, (membahas) teknik bagaimana secara kolaboratif dan maksimal untuk mengeliminasinya,” tambahnya.
Terakhir ia berharap, dengan adanya narasumber dari provinsi bisa memberikan materi yang mendalam dan dapat dipahami oleh semua petugas yang hadir.
“Bukan hanya rumah sakit umum, swasta, klinik-klinik, dari perusahaan, puskesmas semua hadir dalam upaya secara bersama-sama berkolaborasi. Pertama menemukan dahulu, datanya dilaporkan, setelah itu dilakukan pengobatan dan sampai tuntas,” urainya.
Sebelumnya, Ketua DPPM TBC Kutim Siti Robiah Ardiansyah mengungkapkan salah satu strategi penanggulangan mengurangi TBC adalah dengan memperkuat atau pengembangan jejaring dalam pelayanan.
“DPPM TBC Kutim sudah melakukan banyak hal, di antaranya pembentukan jejaring dan sosialisasi lainnya,” tegasnya.
Ia berharap dengan adanya pertemuan ini bisa memperkuat jejaring. “Jadi fokusnya untuk mengeliminasi TBC di lingkungan masyarakat,” singkatnya. (adv)