Rimbanusa.id – Covid-19 membuat ruang gerak manusia jadi terbatas. Mulai dari sekolah hingga bekerja, semua dilakukan di rumah demi mengurangi interaksi langsung dengan orang lain.
Mulanya, hal ini terasa menyiksa karena berdiam di rumah dinilai cukup membosankan. Tapi, perlahan kebijakan itu justru membuat banyak orang terlena dan jadi malas bergerak alias mager.
Dokter spesialis penyakit jantung di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Wisnu Aditya Widodo mengatakan, hidup mager akibat terlalu lama WFH ini kemudian mendatangkan masalah baru. Utamanya, bagi mereka yang masih berusia muda.
“Trennya, ya, penyakit jantung. Dan logikanya betul, karena WFH orang bergerak sedikit, penyakit jantung pun meningkat,” kata Wisnu dalam webinar yang digelar RSPI, beberapa waktu lalu.
Konsep WFH memang bagus selama dilakukan dengan benar. Misalnya tetap bergerak di rumah dengan melakukan peregangan di sela-sela waktu kerja. Berolahraga setiap pagi atau malam juga bisa dilakukan di rumah.
“Tapi, kan, kebanyakan yang WFH itu mageran. Belum lagi stres pas Covid-19 muncul atau sedang kasus tinggi, terus makan tambah banyak, badan gemuk. Jantung jadi bermasalah,” kata dia.
Tentunya bukan cuma perkara WFH, gaya hidup yang dilakukan anak muda saat ini pun memegang andil besar sebagai penyebab banyaknya penderita penyakit jantung di usia 30-an.
Kebanyakan anak muda saat ini hidup tidak teratur, mulai dari konsumsi makanan tidak sehat, malas bergerak, merokok, hingga meminum minuman beralkohol.
“Dulu, kan, penyakit jantung itu penyakit orang tua, sekarang banyak ketemu malah di usia 30 sampai 40-an. Bahkan sudah mencapai 20 persen [pasien yang kena serangan jantung] itu masih muda,” kata dia.
Hal ini pun kata dia, tidak hanya terjadi di Indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah anak muda yang terkena penyakit jantung di seluruh dunia terus meningkat. “Penderita penyakit jantung yang masih muda setiap tahun naik 2 persen. Secara statistik memang makin banyak orang yang masih muda yang kena,” katanya. (Sumber : CNN Indonesia)
Editor : Fatimah M.