Projo Diminta Tidak Tergesa-gesa Minta Arahan Pilpres 2024

Presiden Jokowi yang juga Ketua Dewan Pembina relawan Pro Jokowi (Projo) hadir dalam rakernas bertajuk Haluan Baru Projo 2024 di kawasan sekitar Borobudur Jawa Tengah Sabtu (21/5). Tempo/Pribadi Wicaksono

Rimbanusa.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Relawan Pro Jokowi (Projo) agar tidak tergesa-gesa minta arahan jelang tahun politik 2024. Jokowi menyebut ada sejumlah alasan dirinya menunda bicara soal politik.
Jokowi menyebut pandemi COVID-19 hampir rampung, tapi sudah muncul persoalan perang Rusia-Ukraina. Hal ini berdampak pada upaya pemulihan ekonomi dan anggaran pemerintah.

“Belum pulih dari pandemi muncul perang sehingga harus saya sampaikan apa adanya semua negara tidak mudah. Negara kita juga tidak gampang menghadapi persoalan besar, pemulihan ekonomi yg sudah kita hitung ditimpa perang Rusia-Ukraina jangan dianggap ini hal yg biasa, tidak gampang dan tidak mudah mengelolanya, baik yang berkaitan anggaran negara, pertumbuhan ekonomi, kenaikan harga-harga tidak mudah,” kata Jokowi saat membuka Rakernas Projo di Pantauan di lokasi, Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Sabtu (21/5/2022).

Jokowi menguraikan masalah energi seperti BBM, gas, dan listrik lalu pangan harganya semua naik. Jokowi pun mencontohkan harga-harga bensin di negara yang dia kunjungi dan dibandingkan dengan di Indonesia.

“Tapi subsidi dari APBN itu besar sekali, masalahnya tahannya sampai kapan. Yang kita syukuri kita masih tahan harga pertalite masih Rp 7.650, beras 2 hari saya ngecek rata-rata harganya Rp 10.800. Coba kita lihat negara lain Korsel Rp 53 ribu, di Amerika Rp 52 ribu, di Filipin 18 ribu, itu yang harus kita syukuri. ujar Jokowi yang disambut tepuk tangan.

Jokowi pun mengungkap sudah beberapa tahun ini Indonesia tidak mengimpor beras. Kecuali beras yang dikonsumsi masyarakat Korea Selatan, India, maupun Jepang.

“Yang biasanya yang kita impor 1-2 juta ton per tahun sudah 2 tahun ini kita tidak (impor). Ini yang harus kita pertahankan syukur stoknya kita perbesar artinya produktivitas petani kita tingkatkan,” sambung Jokowi.

Jokowi juga mengungkapkan masalah minyak goreng yang harganya melambung sejak pandemi. Jokowi juga mengungkap persoalan di balik kebijakan menyetop ekspor minyak goreng yang menjadikan harga sawit jatuh dan dikeluhkan petani. Meski begitu, Jokowi memastikan minyak goreng curah akan lebih mudah dijumpai di pasaran dalam beberapa pekan ke depan.

“Dalam 1-2 minggu insyaallah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp 14 ribu. Saya dengan amat sangat untuk kepentingan masyarakat banyak produsen gede-gede itu saya teken semuanya. Saya cek di pasar Muntilan harga 14.500. Saya besok mau ngecek di pasar-pasar lain mungkin harganya kurang lebih seperti itu, sekarang bandingkan minyak goreng di Jerman Rp 47 ribu, di Singapura Rp 41 ribu per liter, di Amerika Rp 45 ribu,” urainya.

Jokowi pun meminta agar masyarakat bisa berhemat di tengah ketidakpastian ini. Jokowi mengungkap anggaran negara yang dihabiskan untuk mempertahankan harga agar terjangkau bagi masyarakat.

“Supaya tahu untuk mempertahankan Pertalite, harga LPG, listrik yang di bawah 3 ribu, pemerintah itu keluar sangat gede sekali Rp 502 triliun, ini yang masyarakat harus tahu, kita harus tahu. Bansos kita tahun ini Rp 154 triliun. APBN kita masih memiliki kekuatan-kekuatan itu, tetapi sekali lagi semuanya sulit diprediksi, semuanya sulit dihitung karena ketidakpastian global terus menerus terjadi,” ujar Jokowi.

“Sehingga yang ketiga yang berkaitan dengan politik karena kita harus fokus dan bekerja menyelesaikan persoalan itu tadi, urusan politik ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa. Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini,” tutur Jokowi. (Sumber: detik.com/Eko Susanto)

Editor: Ahmad Fuad Ghazali