Yuk, Saksikan Hujan Dua Meteor yang Akan Turun Bersama di Akhir Bulan Ini

Rimbanusa.id – Hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids akan terjadi bersamaan di akhir Juli. Tanpa teleskop, fenomena langit ini bisa dipantau secara maksimal dengan sejumlah syarat.

Peneliti Astronomi Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan kedua peristiwa itu akan terjadi pada 29 Juli. Pertama, hujan meteor Alpha-Capricornids bisa diamati mulai dari pukul 20.00 WIB sampai waktu subuh di langit timur.

“Makin malam, hujan meteor akan bergerak ke arah selatan. Sebenarnya hujan meteor ini tidak banyak, tapi kadang ada meteor yang terang terlihat. Ini juga bisa menjadi daya tariknya,” kata Thomas dikutip melalui keterangan tertulis, Jumat (8/7).

Kedua, hujan meteor Delta-Aquariids akan tampak setelah tengah malam di langit selatan. Bedanya, Delta-Aquariids tergolong hujan meteor yang agak kuat.

“Ada 16 meteor per jamnya. Tapi, untuk melihat hujan meteor ini persyaratannya kondisi cuaca harus cerah, medan pandang ke langit selatan tidak terhalang oleh gedung dan pohon, juga jauh dari polusi cahaya,” ujarnya.

Menurutnya, Kota Bandung sudah terkena banyak polusi cahaya. “Tapi, kalau di daerah pinggiran Kota Bandung mungkin masih mudah untuk lihat. Asalkan kondisi sekitar itu gelap,” ucap Thomas.

Ia menambahkan fenomena astronomi yang terjadi hampir tiap tahun ini tidak memiliki dampak besar yang perlu diwaspadai.

“Hujan meteor juga tiap tahun ada dengan waktu yang umumnya sama. Kalaupun bergeser, paling hanya lebih sehari,” cetusnya.

Selain hujan meteor, Thomas juga mengungkapkan pada 14 Juli akan terjadi febomen Supermoon. Supermoon sendiri merupakan fenomena purnama terdekat. Biasa rata-rata jarak bumi ke bulan itu 38.400 Km.

“Namun, pada saat Supermoon jaraknya lebih dekat dari itu. Sehingga purnama akan lebih besar dan terang dibandingkan biasanya,” ujar Thomas.

Ia mengatakan, jika Supermoon dilihat dengan mata telanjang, memang tidak ada bedanya. Sehingga perlu dipotret dan dibandingkan dengan citra purnama yang biasa terjadi.

“Untuk wilayah pantai, berefek pada penambahan ketinggian pasang maksimum,” tandas Thomas. (CNN Indonesia)

 

Editor: Faizah