Rimbanusa.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui stasiun di Balikpapan mendeteksi adanya 13 titik panas tersebar di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga pihak berwenang diharap menindaklanjuti dengan melakukan penanganan.
“Sebanyak 13 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 17.00 Wita,” ujar Prakirawan Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Kota Balikpapan, Ilham Rosihan Fachturoni, Minggu (28/8) seperti dikutip dari Antara.
Sebaran 13 titik panas itu pun telah diinformasikan ke instansi terkait, terutama kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten setempat agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Dikatakan, sehari sebelumnya pihaknya juga mendeteksi adanya 14 titik panas yang tersebar pada empat kabupaten dan langsung diinformasikan ke pihak terkait, sehingga titik panas tersebut sudah hilang.
Untuk 13 titik panas yang terpantau Minggu ini tersebar pada tiga kabupaten. Itu semua merupakan titik panas yang berada di lokasi berbeda dengan yang sehari sebelumnya, meskipun masih ada yang dalam kabupaten yang sama.
Ia menjelaskan, tiga kabupaten yang terdeteksi 13 titik panas tersebut adalah Kabupaten Paser dengan 2 titik panas, Kutai Timur terdapat 9 titik, dan Kabupaten Kutai Kartanegara terdeteksi 2 titik panas.
Rinciannya adalah untuk 2 titik panas di Kabupaten Paser berada di Kecamatan Batu Sopang, keduanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Di Kutai Timur yang terdeteksi 9 titik panas, tersebar pada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Bengalon ada 6 titik, Kecamatan Kaubun terdeteksi 1 titik, dan Kecamatan Muara Wahau terdapat 2 titik panas.
“Kemudian untuk 2 titik panas di Kutai Kartanegara berada di Kecamatan Loa Kulu yang juga memiliki tingkat kepercayaan menengah, pada koordinat 116.9396 bujur – -0.6945 lintang dan 116.939 bujur – -0.6964 lintang,” ucap Ilham.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, terjadi banjir. Namun, banjir yang melanda Kelurahan Waru dan Desa Sesulu, Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, sejak Kamis (25/8), sudah mulai surut kemarin.
“Secara umum, sudah tidak ada rendaman air di rumah warga, namun masih ada genangan di halaman rumah, sehingga Satgas BPBD masih melakukan pemantauan berkala,” ujar Plh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU I Gusti Putu Agus Dharma di Penajam, Minggu.
Banjir akibat hujan lebat di Kelurahan Waru terjadi mulai Kamis (25/8) sekitar pukul 09.00 Wita, melanda di RT 22 dan RT 29, jumlah warga terdampak ada 107 jiwa, yakni di RT 29 terdapat 28 kepala keluarga (KK) dengan 73 jiwa, kemudian di RT 22 terdapat 13 KK dengan 34 jiwa.
Tinggi muka air (TMA) di RT 22 dan RT 29 pada Jumat (26/8) sore adalah untuk di halaman rumah dengan ketinggian antara 30 – 50 cm, sedangkan TMA di dalam rumah antara 10 – 30 cm.
Namun pada Minggu sore ini, sudah tidak ada rumah warga yang terendam air, sementara untuk TMA di halaman atau pekarangan rumah pada RT 22 antara 15 – 20 cm dan RT 29 sekitar 25 cm.
Sedangkan untuk banjir di Desa Sesulu melanda pada RT 02 dan RT 06, terjadi mulai Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 wita yang merendam 35 rumah, yakni 15 rumah di RT 02 dan 20 rumah di RT 06.
Hingga Jumat sore waktu itu, rata-rata TMA di halaman rumah antara 80 cm – 1 meter, sedangkan TMA di dalam rumah rata-rata setinggi 30 cm.
Namun saat ini tidak ada genangan air di dalam rumah, sementara untuk di halaman rumah dengan TMA di RT 02 antara 3 cm – 10 cm dan di RT 06 antara 20 cm – 30 cm.
Sebelumnya telah ada peringatan dini dari BMKG bahwa akan terjadi hujan sedang ke lebat di Kecamatan Waru. Hujan di Kelurahan Waru pada 24 Agustus, terjadi sekitar pukul 21.30 Wita hingga pukul 00.10 wita yang mengakibatkan air meluap.
“Sedangkan hujan yang terjadi di Desa Sesulu pada Kamis, 25 Agustus 2022 sekitar pukul 16.50 wita berlangsung hingga pukul 20.30 wita, sehingga air meluap, ditambah dengan tingginya pasang air laut yang membuat air tertahan,” katanya. (CNN Indonesia)
Editor: Ahmad Fuad Ghazali